Semoga kamu ga akan pernah baca ini, pasti kamu mual. Tapi tenang aja, kalo kamu masih mau ngelanjutin baca, rentetan paragraf ini bukan tentang pembelaan.
Media sosial malam ini seperti menarikku kembali ke memori beberapa tahun sebelum ini..
Tentang kehidupan sma ku yang luar biasa sempurna. Organisasi, akademik, dan kamu. Aku punya semuanya.
Tentang kehidupan ku yang mulai menginjak masa transisi, mencoba untuk bisa menentukan mana yang benar dan yang salah.
Dan tentang aku yang terus menerus menuntut lebih
Dan tentang aku yang ingin semua berubah untukku tanpa berfikir untuk berubah untuk kamu dan mereka yang lain.
Memang benar, yang tampak menyenangkan belum tentu anugrah, dan yang tampak menyulitkan belum tentu sebuah bencana.
Ternyata semua kebahagian itu merubahku perlahan lahan menjadi tamak dan tanpa sadar mebawaku untuk melakukan kesalahan kesalahan yang baru kusadari saat ini.
i was being greedy.
Ketika berbagai masalah mulai datang, aku lari. ya aku tahu ini salah. aku lari karena aku pikir masalah ini terlalu rumit untuk kuhadapi dan aku yakin semua akan lebih mudah ketika aku meninggalkan masalah ini
Tenang aja, aku ga berekspektasi apapun. Aku udah terlalu banyak minta, aku tau, tapi kalo dikasih kesempatan lagi, aku cuma minta kamu mau pahamin gimana posisi
egois ku dulu dan berusaha maafin aku pelan pelan
Semoga entah suatu kapan nanti kamu bisa maafin..
Maafin anak SMA yang masih terlalu naif yang memilih untuk meninggalkan masalah yang dihadapinya
Maafin anak itu yang mengira bahwa waktu bisa menyembuhkan segalanya sekalipun tanpa usaha
Maafin anak itu yang setelah bertaun taun masih ga sadar kesalahan apa yang pernah dia lakukan
Maafin anak itu yang terlalu bodoh memahami kenapa kamu semarah itu sama dia
Maafin aku yang butuh beberapa tahun untuk sadar gimana jahatnya aku sama kamu. Dan aku baru paham kenapa kamu bisa sebenci itu sama aku.
Aku ga bisa boong tentang apapun, karena kamu udah yang paling tau keburukanku, yang bahkan mungkin ga aku sadari. Aku bener bener cuma mau minta maap, dan kamu bebas mau maapin apa engga, aku ga akan maksa.
Terus kalo kamu tanya kenapa aku baru minta maap sekarang, terserah kamu mau percaya atau engga, tapi ini bukan karena aku mau baikan sama kamu yang udah jadi kebanggaan semua orang, bukan karena aku yang terlalu picik untuk kehilangan seorang kenalan yang sangat dieluelukkan, tapi karena aku ngerasa aku ga pernah punya keberanian
untuk ngomong apa yang sebenernya terjadi, dan setelah dapet peringatan dari alam, kayaknya aku mulai punya sedikit nyali untuk nulis paragraf diatas dan officially minta maap buat semuanya.
Roda memang harus berputar untuk maju.
Makasih sekarang aku tau pentingnya berusaha untuk menghadapi masalah, bagaimana pentingnya untuk berjuang, dan ga menyalahkan keadaan.
Dan ah iya...
Terimakasih juga hal ini membuatku sadar untuk selalu bersyukur.